Lihat semua daftar posting »»

Kamis, 15 Desember 2011

AKANG PENJAGA VILLA

Waktu SMU dulu, gwe sering ngikut sama ortu nginep di villa temen bokap gwe di kawasan mega mendung puncak setiap weekend. Alasannya hanya satu, karena gwe kesemsem sama Kang Dede, anak Mang Yadi si penjaga villa temen bokap gwe itu.
Kang Dede sendiri waktu itu berumur 20 tahun dan body yang bagus walaupun tidak terlalu tinggi. Beda sama gwe yang chubby dan berkontol mungil ini.
Weekend ini, kebetulan, bokap sama nyokap gwe diundang sama temen bokap gwe untuk nginep di villanya itu. Dan dengan senang hati gwe ikut dengan mereka dengan tujuan untuk ngecengin si akang pujaan gwe.
Jam 4 sore kita sampe dan gwe agak kecewa karena dari mang yadi ngasih tau kalau si akang pujaan gwe ini lagi ikut ibunya ke Bogor karena ada acara keluarga disana. Weleeeh! Bete banget bow. Dan siang siang jam 7 gw mutusin untuk tidur dan besok paginya, ortu gwe diajak hiking ke air terjun tapi karena males, gwe nggak ikutan.
Jam 9 pagi gw bangun, sikat gigi, mandi dan lalu keluar ke beranda dan oh oh ternyata si akang dede pujaan gwe udah balik. Dia lagi nyuci motor di pekarangan villa tersebut. Seperti ada magnet, gwe lalu langsung menhampiri kang dede dan dia lalu tersenyum melihat gwe. Ahh senyum yang melelehkan hati. Lobang pantat gw berdenyut seolah tak sabar untuk menerima sodokan kontolnya.
“nggak ikut ke air terjun dik ganny?” tanya kang dede dengan logat sunda kentalnya.
“males ah, jauh,” jawab gwe
“iya segh, lumayan 5 kilo jaraknya,” kata kang dede lagi.
“kata mang yadi lagi ke bogor kang? Ada acara keluarga disana?” tanya gwe. Mata gwe diem diem mengangumi tonjolan di pangkal pahanya. Saat itu, kang dede mengenakan t shirt coklat yang sudah lusuh dan celana jeans selutut. Tapi tonjolan dipangkal pahanya tampak jelas sekali.
“iya, kawinan sepupu saya” kata kang dede. “sekarang bapak yang dateng ke sana dan saya yang gantian jaga disini.”
“oh gitu, eh kalo ke air terjun itu kira kira berapa lama ya kang?” tanya gwe lagi.
“Dik ganny mau nyusul? Mereka sih bisa baru balik ntar jam 12an siang tuh,” kata kang dede.
“nggak ah. saya disini ajah. Nemenin kang dede,” kata gwe lagi.
“ah. dik ganny bisa ajah,” si akang kembali menyunggingkan senyu menawannya. “dik ganny saya permisi dulu ya. Mau mandi dulu nih”
“eh, mandi didalam ajah kang, daripada balik ke tempat akang! Dah tanggung juga,” kata gwe, yang sebenernya segh ada hidden agenda dari tawaran gwe itu. sapa tau bisa menikmati kejantanannya.
“nggak enak ah dik, nanti ketauan sama bapak nggak enak,” kata kang dede.
“udah lah kang, nggak apa apa! Nggak ada orang ini! Lagipula kang dede sendiri yang bilang kalau mereka baru balik jam 12 siang nanti,” kata gwe memaksa.
“ya sudahlah,” kata kang dede.
Dalam hati gwe bersorak gembira. Gwe lalu mengajak kang dede menuju kamar mandi yang ada di kamar gwe.
“kamar mandi diluar ajah dik,” kata kang dede.
“air panas nggak nyala, lagian masih pagi ntar dingin loh kang,” kata gwe berdalih.
“saya mah biasa mandi dingin dingin gini dik,” kata kang dede.
“sudahlah kang, enakan kamar mandi di kamar saya,” kata gwe.
Akhirnya kang dede mandi dikamar mandi. Sambil nunggu kecengan gwe mandi, gwe tidur –tiduran lagi diranjang. 5 menit kemudian, kang dede selesai dan keluar kamar mandi hanya mengenakan celena dalam putih saja yang mulai lusuh. Akibatnya siluet kontolnya terlihat jelas sekali. Handuk menggantung di lehernya. Tubuhnya liat terbentuk bukan karena fitness di gym mahal, tapi akibat kerja di kebon kebon yang ada disekitar kawasan villa.
“dingin juga ya dik,” kata kang dede.
“sini saya angetin kang,” kata gwe bercanda tapi berharap dalam hati.
Tapi, gwe terkejut banget saat kang dede naik ke ranjang dan lalu mulai memeluk gwe dari belakang.
“dik ganny homo kan?” bisik kang dede lembut ditelinga gwe.
“kenapa kang kalo iya?” kata gwe balik bertanya.
“berarti mau ajah kalo akang ngentotin adik,” bisik kang dede.
“boleh ajah kalo akang ngasih saya ngisepin kontol akang,” kata gwe.
Kang dede lalu berbaring disebelah gwe, dia mengangkat kakinya untuk melepaskan celana dalamnya dan terlihatlah kontol setengah nganceng dengan kepala kontol bersunat pink merekah.
“silahkan adik isep sampe puas,” kata kang dede.
Kesempatan nggak datang 2 kali, gwe lalu mulai menjilat kepala kontol itu, menjilat lobang pipisnya dan mengemut ngemut kepala kontol kang dede sementara batangnya gwe kocok dengan tangan gwe.
Kang Dede mulai mendesah nikmat dan meracau menikmati oral service gwe. Puas ngemut kepala kontolnya, gwe mulai memasukan kontol yang udah nganceng sepanjang 15cm ke dalam mulut gwe. Gwe mulai mengoral kontol kang dede yang lezat itu. lidah gwe menyapu kepala kontolnya dan menjilati setiap precum yang keluar.
Gwe juga mengemuti kedua bijinya sementara tangan gwe mengocok kontolnya agar tetep nganceng. Sementara kang dede terus meracau dalam bahasa sunda yang nggak gwe ngerti tapi gwe tau kalau dia menikmati isepan gwe.
Puas dengan bijinya, gwe kembali mengemut kepala kontol itu dan menjilati sekujur batangnya.
Kang Dede lalu bangkit dan lalu menarik gwe berdiri, dia lalu melepaskan baju gwe dan juga celana gwe.
“akang suka sama chubby karena ada susunya yang bisa akang isep juga,” kata kang dede yang lalu mulai menjilati puting gwe begantian antara kiri dan kanan dan dia juga menggigit nakal puting gwe.
“hmm! Enak kang! Ooouuhhhhh,” desah gwe.
“nungging dik, akang pengen ngentotin nih,” bisik kang dede.
Gwe menuruti permintaannya dengan mengembil posisi nungging. Kang Dede berlutut di belakang gwe dan melumurkan kontolnya dengan baby oil yang gwe selalu bawa kemana mana.
Kontolnya lalu diarahkan ke lobang pantat gwe yang masih perawan dan oouuwwww sakitnya bukan main saat kepala kontolnya mulai merojok masuk. Pelan tapi pasti, kontol kang dede akhirnya masuk semua kedalam lobang pantat gwe.
“enak dik lobangnya, sempit dan hangat,” kata kang dede.
“entot kang,” pinta gwe sambil meringis menahan sakit.
Kang Dede mulai menarik keluar kontolnya hingga kepalanya ajah yang didalam lalu mendorong masuk lagi. Dia melakukannya berulang ulang dan rasa sakit yang gwe rasakan menjadi nikmat yang luar biasa.
Kami berdua meracau mendesah menikmati acara pengentotan ini. Kami berganti posisi dengan gwe terlungkup dan kang dede menindih gwe dari belakang terus menghujamkan kontolnya ke lobang hangat gwe. Dia menggigit gigit lembut leher dan pundak gwe.
“dik hush hmm ohhh akang mau keluar nih ughhh,” desah kang dede
“hossh didalem kang! Oohhh ahhhh keluarin di dalam ajah,” kata gwe
Dan tak lama CROT CROT CROT kontol kang dede menembakan pejuhnya yang mahadahsyat di dalam lobang pantat gwe. Lobang pantat gwe terasa hangat dan penuh dengan pejuh kang dede yang membanjir.
Kang Dede lalu mencabut kontolnya, gwe membalik badan gwe dan mendapati kang dede dengan senyumannya itu memandang gwe.
“akang homo juga ya?” tanya gwe penasaran.
“akang masih suka sama cewek, tapi semenjak akang diminta nyodomi temen sma akang dulu jadi ketagihan juga dik,” kata kang dede.
Auw! Ternyata Kang Dede ini biseks. Andaikan gwe tahu dari dulu . . .

| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar